Selasa, 01 Maret 2011

KONSERVASI ARSITEKTUR

Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan, masa depan.

Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :

  1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
  2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).
  3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
  4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).

Permasalahan konservasi arsitektur dapat dibahas dari berbagai sudut pandang modal budaya, modal teknologi dan modal ekonomi.

Dari sudut pandang modal budaya,

Konservasi perlu karena sebuah kota tumbuh dan berkembang secara menerus dan dinamis, yang dalam kebutuhannya akan perkembangan tersebut memerlukan ruang dan tempat yang kadang terkendala keterbatasan dalam penataan ruang dan pembangunan prasarana dan sarana kota yang sering dengan menghapus bagian-bagian kota yang lama termasuk gedung-gedungnya dan menggantikannya dengan lingkungan-lingkungan yang baru termasuk generasi baru dari gaya dan citra dari bangunan-bangunannya.

Namun sejarah kota akan lebih mudah dikenal oleh generasi-generasi berikutnya bila di ’sisakan’ contoh untuk mengenal lebih nyata tentang masa lalu untuk menjadi pengetahuan tentang gaya kehidupan dan memahami perubahan jati diri sebuah kota.khususnya mengenai arsitektur dan lingkungannya karena hal ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi pengenalan dan pemahaman budaya dan peradaban di masa lalu dan keterkaitannya dengan masa kini.

Dari sudut teknologi

Beberapa dasawarsa terakhir ini timbul beberapa perubahan pandangan dalam metodologi atau cara konservasi.Yaitu dengan adanya perkembangan dalam teknologi beton dan bahan komposit organik lainnya ternyata cara-cara yang diperkirakan sudah umum dalam proses pemugaran sudah dinilai kurang memadai dan perlu dicari kiat-kiat baru.Di dalam hal ini diperlukan kesertaan para ahli yang profesional (profesional skills) baik dari segi pendekatan filosfi pemugaran ataupun dari segi teknologi pemugaran bangunan Di dalam pemugaran bangunan tidak ada dua situasi yang sama. Setiap kasus memerlukan perlakuan yang khas secara profesional dari segi pengenalan fisik dan konteks sejarah dari bangunan tersebut. Di Eropa Barat banyak sekali bangunan gedung tua yang bersejarah yang dimanfaatkan kembali untuk berbagai fungsi yang baru namun terancang terpadu dengan pembangunan gedung yang baru sama sekali dalam penggunaannya.

Dari sudut ekonomi

Dalam perkembangan kota di masa kini, pemugaran arsitektur kota terancang terpadu dengan program-program revitalisasi kota. Salah satu sasarannya adalah untuk meningkatkan nilai fungsi ekonomi kota tersebut antara lain potensinya sebagai pesona kepariwisataan. Menjual ruang kota dan arsitektur sebagai tempat tujuan wisata hanyalah merupakan salah satu dari kiat untuk menilai bahwa konservasi dapat bernilai ekonomi. Sudah banyak para ahkli ekonomi memberi pemikiran bagaimana bangunan dan lingkungan cagar budaya kota, dapat di berlakukan sebagai (heritage)-estate property dan dapat dihitung nilai ekonominya serta bagaimana kiat-kiat pengelolaannya.